Lestari!!

Selamat datang di Blog Kaki Singgalang....

Jumat, 12 Desember 2008

Singgalang Nan Sati


Ooiiiiiiiiiiii......Singgalang Nan Sati.....!

Dangalah ratok anak rantau........!!!!!

Nan jauah di subarang lauik

Nan talinduang di baliak awan

Kutiko patang tabayang-bayang

Kutiko malam jadi ranuangan

Taragak jo Singgalang

Antah pabilo kami kapulang

Rindu jo kampuang halaman

Jo tapian tampek mandi

Jo kawan-kawan nan samo gadang

Jo dunsanak sadonyo nan jauah di mato

Kok lai untuang kami ka pulang

Nak mambangkik batang tarandam

(@lim2008)

Kamis, 27 November 2008

Tradisi Alek di Minang Dengan Tambua


(Tambua dengan Latar belakang Gunung Singgalang)


"Tambua" merupakan alat musik gendang tradisional dari Negeri yang bernama " Minang Kabau". Alat ini di tabuh oleh enam (6) orang penabuh dengan pakaian adat Minangkabau. Selain itu "Tambua" biasanya juga di iringi ole alat musik lain seperti "Tassa" dan "Talempong". Dengan alat ini maka bunyi "Tambua" akan semakin ramai.

Alat musik ini biasanya di gunakan untuk membuat ramai sebuah "Alek" atau acara pesta. Dengan Tambua ini maka acara alek akan semakin meriah.

Kendang Kayu

Kesenian Tambua ini memang dengan alat yang sederhana dan dimainkan sekelompok orang secara bersama. Mereka berupaya menghidangkan seni bunyi yang indah dan penuh nuansa perjuangan.

Peralatan dari kesenian ini ialah tambua atau tambur yang terbuat dari tabung kayu berukuran besar. Tingginya sekitar 75 sentimeter dengan garis tengah 50 sentimeter.

Untuk ketebalan kayu dapat divariasi agar tercipta bunyi-bunyian yang berbeda. Namun, biasanya berukuran 1,5 sentimeter sehingga terdengar bunyi nyaring dari kapsul kayu itu. Tabung itu ditutup dengan kulit kambing yang dikencangkan lilitan tali. "Tak ubahnya seperti beduk di Masjid, tapi ukurannya lebih kecil.

Ada satu lagi alat yang digunakan, yaitu tansa, berupa bejana berbentuk kuali. Bisa berbahan aluminium atau seng yang permukaannya ditutup kulit tipis. Alat ini digunakan sebagai pemandu pukulan pemegang tamburnya. Juga sebagai komando dalam pergantian lagu, mulai dan selesai. "Kalau didengar, perpaduan dua alat musik itu tercipta paduan bunyi yang indah," katanya.

Dari Gujarat

Seni Tambua yang berkembang di Sumatera Barat itu derasal dari kawasan India. Saat Islam masuk Indonesia, maka datanglah saudagar asal India terutama dari Gujarat. Mereka datang mencari rempah ke Minangkabau ratusan tahun lalu.

Para saudagar Gujarat tersebut akhirnya banyak juga yang beradaptasi dengan masyarakat setempat. Bahkan, menikah dan beranak-pinak di tempat mereka yang baru itu. Kemudian beberapa di antaranya bermukim di Pariaman.

Mereka ini yang akhirnya disebut urang kaliang karena mereka berasal dari suku Kalinga yang berkulit hitam. "Sebagai bangsa yang masih eksis di daerah rantau itu, maka mulailah mereka juga memainkan seni dari tanah leluhurnya.

Kesenian tersebut ialah memukul gendang kayu yang digunakan untuk berbagai upacara. Ternyata penduduk asli di Pariaman senang mendengarkan tetabuhannya, bahkan juga gerakannya mengundang semangat tersendiri.

Di antaranya upacara untuk mengenang cucu Nabi Muhammad saw., Hasan-Husen, tradisi kebanyakan kaum Islam Syiah. "Maka berkembanglah seni tambua ini di Pariaman," .

Setelah Islam berkembang di Pariaman dan banyak penduduk asli yang menganut agama yang dibawa para saudagar itu, mulailah dilaksanakan perayaan maharak tabui, yaitu perayaan untuk mengenang peristiwa Karbala. Ketika itu terjadi perang saudara sesama muslim antara pengikut Ali bin Abi Thalib yang terbunuh dengan golongan Muawiyah sebagai kalifah kelima.

"Di sanalah kedua cucu Nabi Muhammad saw., gugur. Maharak tabuik merupakan simbol mengarak jenazah keduanya dan ini divisualkan pertempuran Karbala itu di Pariaman," katanya.

Setelah perkembangan zaman, akhirnya seni ini berkembang ke arah kawasan Danau Maninjau. Penduduk di sana mulai memainkan seni tradisi ini dan makin digemari. Perkembangan secara merata ke seluruh daerah pesisir di Sumatera Barat, bahkan setelah beberapa dekade akhirnya perkembangan hampir menyeluruh di provinsi tersebut. "Juga sampai keluar provinsi seperti Bengkulu,"

Kesenian tradisi semacam tambua ini juga dikenal di Bengkulu untuk mengiringi acara adatnya. Di sana dinamai tabot yang fungsinya juga sama, yaitu penolak balak. Setiap bulan Safar warga Bengkulu membuat gunungan dari berbagai macam buah-buahan dan penganan lain. Setelah itu gunungan diarak menuju laut untuk dilarung.


Senin, 10 November 2008

Hutan Rawa Gambut



Menjelajahi hutan rawa gambut sungguh sebuah petualangan yang membuat fikiran anda akan berubah menjadi lebih segar dan fresh. Sungai yang airnya hitam membuat bayang-bayang satwa liar air seperti buaya rawa cukup membuat anda merinding dan ga berani mandi dengan menceburkan diri ke dalamnya. meskipun sebenarnya bayangan itu mungkin sebuah paranoid yang menghantui fikiran anda. Tumbuhan perdu yang sangat banyak denga beraneka jenis pohon menambah pemandangan indah. Sesekali terdengar kicauan burung2 yang sangat banyak dan unik menambah suasana hutan gambut sangat alami.

Di hutan rawa gambut sangat banyak terdapat jenis satwa yang menarik untuk di perhatikan. Burung, harimau, buaya, ular, monyet, ikan dan berbagai jenis serangga cukup menjadi penyegar jiwa. penjelajahan dapat anda lakukan dengan menggunakan boat, sampan atau kano. Jangan lupa siapkan binocular, kamera atau handycam karena anda akan menemukan banyak hal indah di hutannya.


Gambut mulai gencar dibicarakan orang sejak sepuluh tahun terakhir, ketika dunia mulai menyadari bahwa sumberdaya alam ini tidak hanya sekedar berfungsi sebagai pengatur hidrologi, sarana konservasi keanekaragaman hayati, tempat budi daya, dan sumber energi; tetapi juga memiliki peran yang lebih besar sebagai pengendali perubahan iklim global karena kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan cadangan karbon dunia.


Setiap konversi dan eksploitasi lahan gambut akan menyebabkan terlepasnya emisi karbon (CO2) yang mencemari lingkungan global karena terganggunya sistem water table (sistem hidrologis) dimana pada akhirnya mengakibatkan gambut menjadi kering sehingga mudah terbakar. Apabila emisi dari lahan gambut diperhitungkan kontribusinya bagi perubahan iklim di dunia, maka Indonesia tercatat sebagai negara urutan tiga penghasil emisi karbon (CO2) terbesar di dunia. Kemampuan gambut menyerap karbon rata-rata 7 x 102 ton/ha/tahun namun dipengaruhi oleh vegetasi diatasnya dan jenis gambut. Salah satu sifat gambut adalah mampu menyimpan air 15-20 kali berat kering gambut dan bersifat Irreversible (tidak mudah balik) sehingga apabila gambut telah rusak (mati) sangat sulit untuk dikembalikan seperti semula.


Indonesia memiliki Lahan rawa gambut sekitar 20,6 juta ha, atau sekitar 10,8 % dari luas daratan Indonesia. Lahan rawa tersebut sebagian besar terdapat di empat Pulau besar yaitu Sumatera 35%, Kalimantan 32%, Sulawesi 3% dan Papua 30% (Wibowo dan Suyatno,1998). Hasil perhitungan kandungan karbon tanah gambut di Sumatera menunjukkan bahwa pada kondisi tahun 1990 adalah sebesar + 22.283 juta ton, tertinggi terdapat di Propinsi Riau (16.851 juta ton C atau 75,62 % dari total Sumatera). Sedangkan pada kondisi 2002, kandungan karbon Riau mengalami perubahan menjadi 14.605,04 juta ton. Perubahan kandungan karbon tersebut terutama disebabkan adanya perubahan ketebalan gambut, sebagai akibat perubahan penggunaan lahan selama kurun waktu 12 tahun. Penyusutan gambut tertinggi terjadi pada tanah gambut dengan kedalaman sedang yang pada tahun 1990-an telah dibuka untuk pemukiman/pertanian tanaman semusim, kemudian menyusul tanah gambut dengan kedalaman sangat dalam yang akhir-akhir ini dibuka untuk perkebunan kelapa sawit dan areal hutan tanaman industri (Sofyan Ritung dan Wahyunto, 2002).

Nah, sebelum hutan rawa gambut Indonesia habis, segeralah anda berpastisipasi untuk menyelamatkannya dengan cara anda.

Minggu, 09 November 2008

Selamatkan Hutanku



"Hutan bukan hanya merupakan sekumpulan individu pohon, tetapi merupakan suatu masyarakat tumbuhan yang kompleks, yang terdiri selain pohon, juga semak, tumbuhan bawah, jasad renik dan hewan, Manusia dan lainnya. Mereka satu sama lain terikat dalam hubungan ketergantungan"

Hutan Indonesia

Ditahun 1950-an Indonesia masih merupakan zamrud hijau di khatulistiwa dengan hutan hutan seluas 162 juta ha yang tersebar disepanjang pulau-pulau di Nusantara dan hanya di pisahkan oleh lautan. Namun selang waktu 50 tahun kemudian hutan ini berkurang secara drastis, hampir 40% dari luas hutan ditahun 50-an sudah ditebang dalam kurun waktu 50 tahun saja. Secara derastis tutupan hutan di Indonesia berukurang dari 162 juta hektar menjadi 98 juta hektar pada tahun 2000 ( FWI).\


\Pengelolaan hutan secara besar-besaran dilakukan setelah landasan pokok pengelolaan hutan secara optimal dan lestari, diatur di dalam hukum perundang-undangan Nasional yang diawali dengan berlakunya UU Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehutanan. Kemudian di ikuti dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah yang mengatur Hak Pengusahaan Hutan dan Hak Pemungutan Hasil Hutan. Peluang ini dimanfaatkan oleh kaum usahawan swasta untuk melakukan eksploitasi hutan di Indonesia.

Kebijakan ini tidak berjalan sebagai mana mestinya banyak dari pengusaha tidak mematuhi ketentuan yang ada, ditambah lagi sistim politik dan ekonomi yang korup berkembang sampai saat ini, telah berimbas terhadap kondisi hutan di Indonesia. Ditahun 1980-an hutan di Indonesia yang rusak hampir 1 juta hektar setiap tahunnya dan kerusakan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Pada awal tahun 1990-an seiring dengan berkembang pesatnya industri perkayuan nasional seperti Saw mill, moulding dan panel kayu, kayu lapis ditambah dengan mulai dibangungnya industri pulp dan kertas yang membutuhkan pasokan kayu sangat besar, kerusakan hutan Indonesia meningkat mencapai 1,7 juta ha/tahun kemudian pada tahun 1996 kerusakan hutan ini terus meningkat mencapai 2 juta hektar pertahunnya.

HUTAN RIAU

Provinsi Riau sebagai salah satu propinsi di Indonsia yang memiliki luas daratan sekitar 9,46 juta ha tidak luput dari imbas situasi diatas. Ditahun 80-an belum banyak perusahaan yang menggunduli tegakan-tegakan pohon, sekitar 6,4 juta ha daratan Riau masih ditutupi oleh hutan alam sehingga interaksi antar mahluk hidup masih berjalan dengan baik, kualitas udara dan daerah-daerah aliran sungai masih terjaga dengan baik. untuk kebutuhan manusia. Namun kemudian semua berubah seiring dengan industri perkayuan mulai digalakan di Riau, hutan berangsur tergusur oleh berbagai aktivitas eksploitasi dan pengalih fungsian hutan alam.

Penghancuran ini akibat dari keserakahan manusia untuk mengelola sumberdaya alam yang ada tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap manusia lain. Sudah berapa banyak yang menjadi korban akibat banjir, longsor, kebakaran hutan, peningkatan suhu bumi dan lain sebagainya. Sudah seharusnya pengrusakan ini di hentikan.

"SAVE OUR FOREST SAV CLIMATE"

Mari berbuat untuk meyelamatkan kehidupan bumi dari para pengrusak, mari perangi mereka dengan tanganmu, karena tak berbuat apa-apa justru mengamini perbuatan mereka. Lestarilah Indonesia ku, Lestarilah Indonesia kita, Lestarilah bumi kita.

Minggu, 26 Oktober 2008

Sunset


Sunset Di Tanah Lot


Sunset Di Kuala Kampar

Sunset, atawa matahari terbenam, siapapun tidak memungkiri keindahannya. Sunset sanggup menjadi sebuah inspirasi yang yang tertuang ke dalam lagu, puisi atao bentuk sastra lainnya yang dibuat dan digubah sedemikian indahnya sesuai dengan keingininan pengarang. Tapi taukah anda bahwa sebenarnya sunset itu adalah hal yang sangat sederhana karena perpindahan siang ke malam. Jika anda dapat memahami makna yang terdalam bahwa semua itu adalah ciptaan Allah SWT yang maha indah, semoga anda menjadi lebih mensyukuri nikmatNya yang ada di seluruh alam ini.


Sunset Di Kuala Kampar

Ya Allah, sungguh maha indah ciptaanMu. Subhanallah.


Rabu, 15 Oktober 2008

Danau Maninjau


Waktu mudik lebaran memang membuat fikiran fresh, kesempatan ini tak ku sia2kan untuk mengunjungi danau Maninjau, wah indah beneeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeerrrrrrrrrrr.......................!!!
Pemandangannya mantap, hawanya sejuk. mantaplah pokoke!

Bagi yang ingin liburan jangan lewatkan deh!, ni saya kasi tau keteranganny. Selamat menikmati!!

Danau Maninjau di Sumatera Barat adalah satu dari danau yang paling menakjubkan di Indonesia. Danau vulkanik ini terletak kurang lebih 461 meter di atas permukaan laut. Dengan ukuran kurang lebih 100 meter persegi dengan kedalaman maksimum 500 meter, danau ini memiliki sebuah legenda yang berkaitan. Berdasarkan legenda di ranah Minang mengenai "Bujang Sembilan", salah satu di antaranya meninggal dengan cara menceburkan diri ke dalam kawah. Kawah ini kemudian membesar dan di kemudian hari terbentuklah danau di sini.

Danau Maninjau memiliki resor berbintang lima yang berada di puncak bukit. Dengan pemandangan yang menyenangkan dan menenangkan hati, menginap di daerah Maninjau akan menjadi pengalaman yang mengesankan.

Desa Maninjau terletak di samping danau. Buya HAMKA, salah satu sastrawan terkenal di Indonesia, dilahirkan di sini. HAMKA menulis buku yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk yang fenomenal itu. Figur terkenal lainnya yang dilahirkan di sini adalah Rangkayo Rasuna Said, salah satu pahlawan nasional di Indonesianya. Nama perempuan ini diabadikan sebagai salah satu jalan protokol di Jakarta.

Cara Mencapai Daerah ini
Terletak 35 kilometer dari kota Bukittinggi, Anda dapat menyewa mobil untuk mencapai daerah Danau Maninjau. Angkutan umum juga banyak tersedia.

Tempat Menginap
Berbagai penginapan atau hotel di wilayah Bukittinggi. Anda juga dapat menginap di resor Danau Maninjau.

Berkeliling
Dengan menggunakan mobil atau angkutan umum, Anda dapat menikmati pemandangan yang spektakuler.

Tempat Bersantap
Anda dapat memuaskan lapar dan dahaga di restoran-restoran terdekat, atau dapat juga di daerah hotel atau penginapan. Makanan Sumatera Barat terkenal pedas, jadi pandai-pandai lah memilih.

Buah Tangan
Songket, atau aneka produk terbuat dari songket khas Sumatera Barat (berupa sandal, sepatu, tas, tempat koin, dan lain sebagainya), juga pernak-pernik unik lainnya tersedia. Anda juga dapat membeli oleh-oleh berupa makanan kering khas Sumatera Barat seperti keripik singkong pedas.

Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan

Selain mengagumi pemandangan yang ada, Anda dapat berekreasi di danau, walaupun fasilitas terbatas. Sayangnya, karena di daerah ini busana minim/renang yang ketat dianggap kurang sopan, maka bagi yang ingin berenang tidak dapat melakukannya di Danau Maninjau. Anda dapat berenang di resor atau berbagai hotel yang menyediakan fasilitas kolam renang. Di resor Maninjau Anda juga dapat mengunjungi fitness center dan jogging track yang tersedia.

Tips
Hormati penduduk setempat. Berpakaianlah secara kasual namun sopan. Untuk menikmati Danau Maninjau sepenuhnya, menginaplah di Resor Danau Maninjau.


Selasa, 26 Agustus 2008

Mengamati Satwa di TN Tesso Nilo

Pernahkah anda mengamati binatang yang anda temui? seperti burung, tupai, monyet, biawak, buaya, ular dan lain sebagainya? memperhatikan pola hidupnya, cara makannya, terbang, melompat, berenang dan perilakunya yang pasti berbeda dengan anda? coba deh! pastinya anda kan menemukan sebuah hiburan yang sangat membantu menurunkan tingkat stress anda. karena disaat anda mengamati anda akan lupa pada semua beban fikiran

Pengamatan dapat anda lakukan disekitar lingkungan anda tentunya dengan satwa terbatas yang ada saja atau, anda bisa mendatangi Hutan Lindung dimana terdapat berbagai jenis satwa liar. Anda bisa gunakan peralatan seperti Binocular, Camera film, Camera foto dan alat lain yang dapat membantu anda dalam mengamati, dan jangan lupa membawa buku tentang satwa jika anda punya karena akan sangat membantu anda dalam mengenali sifat binatang tersebut berdasarkan hasil tulisan pengamat lainnya.

Yang pasti anda akan puas dan anda akan melihat dunia yang selama ini terabaikan.
Selamat mencoba!!!!

Senin, 11 Agustus 2008

Suku Kubu






Anak Rimba
Primitif. Begitulah kesan pertama masyarakat kota (orang terang) saat melihat orang rimba. Orang terang sering menyebut mereka orang kubu. Kata kubu sering dimaknai sebagai ejekan yang artinya bodoh. Keprimitifan orang rimba sering menjadi objek manipulasi sejumlah oknum.

Orang rimba yang mendiami Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi, sangat kovensional. Penampilan mereka boleh dibilang sedikit “erotis.” Sebab kaum pria orang rimba tidak berbaju, mereka hanya mengenakan cawat—sejenis celana. Terlepas dari semua itu, pria yang sudah berkeluarga harus tunduk pada istri.

Pemerintah perlu membuat peraturan untuk melindungi dan mengakui keberadaan Orang Rimba. Kelompok Makekal Bersatu (Kelompok Orang Rimba Makekal Kabupaten Sarolangun), didampingi sejumlah aktivis Koalisi Perjuangan Hak Asasi Manusia (KoperHAM) mengungkapkan hal itu di Jambi, Selasa.

KoperHAM beranggotakan LSM/aktivis lingkungan KMB, Walhi Jambi, Persatuan Petani Jambi, PBHI Sumbar, dan Sokola.

Ketua Kelompok Makekal Bersatu,Pangendum mengatakan peraturan itu amat mendesak terkait berbagai masalah dan kasus yang dialami masyarakat adat Orang Rimba yang tersebar di Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) Kab. Sarolangun dan di luar kawasan taman nasional itu.

Puncak masalah yang dihadapi masyarakat adat Kubu, seperti dilaporkan kapanlagi.com adalah adanya Rencana Pengelolaan TNBD (RPTNBD) dengan sistem zonasi, karenanya RPTNBD harus direvisi.

Beberapa peristiwa kekerasan dan penganiayaan yang dialami warga SAD dalam beberapa bulan terakhir telah diindentifikasi seperti tentang penembakan oleh oknum polisi, penyerangan masyarakat transmigrasi bersama masyarakat dusun, dan pengusiran Orang Rimba. Seperti investigasi Yayasan Kaliptra Sumatera yang menemukan seratusan Orang Rimba di Kawasan Libuk Nginio Desa Merangin Kec. Bangkinang Barat Kab. Kampar Propinsi Riau pada tanggal 3 Agustus 2008. Kehadiran Orang Rimba di sinyalir karena persoalan yang terjadi di daerah asal mereka sehingga harus mengungsi keluar dari wilayah asal mereka.

Lalu kasus penganiayaan oleh aparat keamanan perusahaan kayu, perbuatan tidak senonoh, pembakaran tempat tinggal suku anak dalam yang sebagian besar masih mengembara di hutan tersebut.

Selain terkait tindak pidana peristiwa di atas memperlihatkan indikasi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Orang Rimba mendesak aparat hukum agar bertindak melindungi mereka dari anarkis orang luar atau kelompok lain dengan alasan apapun.


Loyalitas Tinggi


Hal yang menarik dari orang rimba ialah loyalitas mereka pada adat. Bagi mereka adat juga berfungsi sebagai tameng dari kebrutalan dunia luar. Salah satu contoh, wanita yang belum menikah berjalan dengan laki-laki sangat dilarang.

Tidak hanya itu saja, adat orang rimba juga melarang berteman dengan orang terang yang memasuki hutan, ditenggarai orang terang membawa penyakit. Tradisi lainnya, bila salah seorang anggota keluarga mereka meninggal dunia, mereka akan bepergian jauh, mengarungi hutan untuk mengusir kesedihan.


Semakin banyak anggota keluarga maupun kelompok mereka semakin jauh pula mereka mengarungi hutan. Maka jangan heran bila mereka memiliki kebiasaan nomaden. Uniknya lagi dalam kesehariannya anak-anak boleh membentak orangtua, jika dipaksa berkerja. Adat rimba menegaskan, bagi yang melanggar peraturan diwajibkan membayar denda. Denda yang mereka bayarkan bukanlah berupa uang, melainkan kain yang merupakan alat tukar (uang) orang rimba.

Perekonomian orang rimba bergantung pada hasil hutan yang sekarang sudah mulai berkurang. Mata pencaharian orang rimba mengandalkan getah karet, madu. Tradisi unik ketika orang rimba mengambil madu yang terdapat di pohon besar dengan ketinggian mencapai dua puluh meter lebih yaitu mereka membacakan mantra pengusir roh halus yang menjaga pohon tersebut sebelum memanjat.

Bagi orang rimba, hutan merupakan rumah. Rumah yang memberikan mereka segalanya Sekarang, jarang sekali media yang mewartakan pertambahan areal hutan, justru sebaliknya.

Orang rimba sangat sulit menerima edukasi. Bukan mereka bodoh atau ber-IQ jongkok. Melainkan dalam kepercayaan mereka, pendidikan dilarang karena akan mengundang cemeti dari sang dewa. Kita tidak bisa menyalahkan begitu saja kepercayaan orang rimba. Itulah yang menyebabkan sebagian orang rimba masih buta aksara.

Kondisi seperti inilah yang mengundang Saur Marlina Manurung atau yang lebih akrab dikenal Butet Manurung. Sarjana Antropologi dan Bahasa dan Satra Indonesia UNPAD sekaligus penulis buku ini kepincut mengarungi hutan Jambi. Butet yang dulunya bergabung dengan WARSI mencoba untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat rimba.

Perjuangan yang dihadapi Butet amatlah berat. Kondisi hutan yang rapat sepi, bahaya mengintai setiap saat baik itu dari binatang buas, orang rimba sendiri maupun pelaku illegal logging yang selalu mencurigai gerak gerik Butet, membuatnya harus berinteraksi dengan orang rimba. Peraih Heroes of Asia Award, 2004 ini mencintai status sebagai seorang guru anak-anak orang rimba. Sebelumnya Butet mengalami bermacam perlakuan yang benar-benar menguji dirinya dari orang rimba.

Sokola Rimba merupakan model sekolah yang dirintis oleh penulis dan kawan-kawan dengan tujuan membantu orang rimba dari ketertindasan. Dari catatan harian penulis dapat diketahui, sangat sulit kiranya meyakinkan orang rimba bahwa pendidikan.

Ternyata orang rimba tak sebodoh dikira. Mereka memiliki daya tangkap dan ingat yang tidak jauh beda dibandingkan dengan anak orang terang. Anak-anak orang rimba yang belajar aksara terkadang mereka belajar di bawah tekanan adat. Akat tetapi, semangat yang tinggi membuat mereka semakin haus akan pendidikan. Sehingga mereka ingin terus belajar meskipun di bawah tekanan, namun itu bisa mereka tepis.

Arti penting edukasi juga ditularkan pada sesama. Hingga saat ini Sokola Rimba telah melahirkan kader-kader guru yang berasal dari anak rimba untuk anak rimba sendirinya. Para kader ini sudah mampu membaca dan menulis, tidak sekadar itu saja mereka juga mengerti hukum.

Dalam bukunya, Sekolah Rimba Butet Manurung menceritakan perjalanan awalnya memasuki kawasan hutan yang dihuni oleh orang rimba. Ia sangat ekspresif menceritakan bagaimana ia meyakinkan orang rimba bahwa pendidikan sangat penting. Selama di rimba ia pun menjadi guru bagi anak negeri yang masih terisolasi itu.

Minggu, 01 Juni 2008

Gunuang Talamau Pasaman


Gunuang Talamau - Pasaman
Tinggi : 2920 mdpl.
>Letak : di Desa Pinagar Kec. Pasaman Kab. Pasaman Sumatera Barat. (Peta JANTOP TNI AD tahun 1982 helai peta 1225-II).
>Karakteristik : gunung api tidak aktif, ditutupi hutan hujan tropis, mempunyai 13 telaga pada ketinggian 2750 mdpl, trek pendakian tidak begitu terjal.
Jalur Pendakian Pinagar
- Starting Point : desa Pinagar (250 mdpl), Kec. Pasaman Kab. Pasaman, lama pendakian normal + 7 jam. Berjarak + 190 Km dari Padang.
Transportasi : Terminal Regional Bingkuang Padang–Terminal Pasaman (Rp. 25.000,-) dengan Bus jurusan Padang-Pasaman PO. Mandala, PO. Bintang Pasaman, Pastra dan sebagainya-Terminal Simpang Empat – Desa Pinagar (Rp. 5.000.)
Kondisi Medan :
* Desa Pinagar (Pos I)–Pos II + 2,5 jam (+4 km): landai/jalan berbatu, ladang penduduk, terdapat sumber air.
* Pos II-Shelter I (600 mdpl) + 2,5 jam (+ 3,5 km) : tanjakan ringan sampai agak terjal, hutan sekunder - hutan primer - hutan sekunder, terdapat sumber air.
* Shelter I–Shelter II (1800 mdpl) + 3 jam (+ 3 km): tanjakan terjal, terdapat sumber air.
* Shelter II–Shelter III (2500 mdpl) + 2 jam (+ 2,5 km): tanjakan terjal, terdapat sumber air.
* Shelter III–Puncak + 1,5 jam : tanjakan ringan, padang rumput, telaga, medan terbuka, sumber air telaga banyak.
Perizinan :
Surat tugas dari organisasi, bagi pendaki cewek harus ada surat izin dari orang tua dan lapor di Pos II atau pada kepala desa di desa terakhir. Untuk pendakian Gunung Talamau dikenakan biaya Rp. 4000 yang bayar di pos II.
Potensi : Telaga 13 buah, bunga Edelweis, Panorama gunung Talang, Marapi, Singgalang dan Samudera Hindia.

Jumat, 16 Mei 2008

Goa



Goa Huta Sikafir

berada sekitar 1 km dari sumber air pawan Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau, kita akan menjumpai hutan dengan kayu-kayu besar, yang dililiti oleh urat-urat kayu hawa (Sulur). Didalam kawasan hutan 6 hektar inilah terdapat 41 goa-goa besar dan kecil yang setiap goa memiliki nama yang sesuai dengan kondisi goa, seperti contoh goa landak, goa ini seperti lobang sarang landak, goa tupai seperti parit yang panjang tidak terlalu sempit. Dari sekian banyak goa yang terkenal keindahannya ialah Goa Mata Dewa dan Goa Lepong, serta Goa Kulam. Goa-goa ini cukup membuat anda lelah berpetualang didalamnya.

Kawah Merapi


Kawah Gunung Merapi Sumatera Barat, saat ini masih sangat aktif. Gambar ini di ambil tahun 2004. Dua kawah didepan adalah yang terbesar.

Singgalang


GUNUNG SINGGALANG

Jalur Pendakian

· Tinggi : 2877 mdpl.
· Letak : Kab. Agam
· Karakteristik : Gunung api tidak aktif, ditutupi hutan hujan tropis, trek pendakian terjal dan terdapat 2 buah telaga di daerah puncak.

· Jalur Pendakian :
* Koto Baru (Pandai Sikek)
Titik Start : Stasiun Pemancar RCTI Pandai Sikek. Lama pendakian normal 6 jam
* Balingka
Titik Start : desa Panambatan, Balingka. Lama pendakian normal 8 jam.
* Toboh (Kenagarian Malalak)
Titik Star : Jorong Toboh Kenagarian Malalak. Lama pendakian 12 jam.

· Transportasi :
* Koto Baru
——Tergantung dari mana startnya
Terminal Bingkuang Padang - Koto Baru (Rp. 15.000,-) Bus jurusan Padang -Bukittinggi (turun di Koto Baru) PO. ANS, NPM dan sebagainya.
Koto Baru - Stasiun RCTI (angkot hanya sampai desa terakhir dengan ongkos Rp. 2.000,- setelah itu trekking selama + 1,5 jam, atau angkot carteran Rp. 50.000,-).
* Balingka
—–Tergantung dari mana startnya - Terminal Bingkuang (Rp. xxx.xxx,xx),
Terminal Bingkuang - Padang Luar (Rp. 15.000,-) bus jurusan Bukittinggi (turun di Padang Luar). Padang Luar - Batu Tagak (Rp. 2.500,-) angkutan pedesaan Batu Tagak - Panambatan (alternatif trekking melalui desa Rambatan).

* Toboh
—–Tergantung dari mana startnya - Terminal Bingkuang (Rp. xxx.xxx,xx),
Terminal Bingkuang - Padang Luar ( Rp. 15.000,- ). Padang Luar - Toboh (Rp. 5000,-).

· Kondisi Medan
* Koto Baru
Pasar Koto Baru - Stasiun RCTI : jalan aspal curah, peladangan tebu, tanjakan ringan, sumber air.
Stasiun RCTI (5176,5645) - Cadas : Tanjakan terjal, semak-semak, hutan sekunder - hutan primer, sumber air I (5057,5654) sumber air di sepanjang jalur (5 jam). Cadas - Telaga Dewi : tanjakan terjal, berbatu, perdu dan hutan lumut, (30 menit). Telaga Dewi - Puncak Singgalang (4813,5689) : landai, hutan lumut, (30 menit).

* Toboh
Toboh - Pintu Rimba ; perladangan penduduk yang dipenuhi semak belukar. Sumber air

· Perizinan : Lapor di Pos polisi terdekat atau kepala desa Rambatan.
· Potensi : 2 buah telaga (telaga Dewi dan telaga Kumbang), panorama Gunung Merapi.

Kamis, 15 Mei 2008

Merapi Mountain 2004


Merapi Mountain 2004

Mendaki gunung memang merupakan salah satu hobby yang menarik, meskipun aktivitas ini mengandung resiko yang cukup besar, namun realitanya banyak orang menjadikannya sebagai alternativ refreshing. tak terkecuali gw, tapi itu dulu banget, mungkin karena gw lahir di kaki gung kali ye...! berminat? bagi yang belum pernah mencoba ga rugi nyoba!, lumayan seru, tapi ingat! pendaki gunung bukan pecinta alam loh, karena just hobby. jadi ga bener setiap pendaki gunung adalah pecinta alam, karena seorang pecinta alam tentunya berbuat sesuatu untuk alamnya.

Gunung Merapi Sumatera Barat berada sekitar 1,5 jam dari kota Padang ibukota propinsi Sumbar dan sekitar 30 menit dari kota Bukittinggi. Gunung ini berdampingan dengan gunung Singgalang dan Tandikek. Untuk jalur pendakian dapat melalui Koto Baru Padang Panjang atau Simabua Batusangkar. Lama perjalanan sekitar 4-6 Jam. Untuk persiapan logistik bisa di dapatkan di kaki gunung tersebut.